Petani Nenas Tanjung Kuras Harapkan Kedatangan Gubri Syamsuar Untuk Bangun Pabrik

SIAKNEWS | TANJUNG KURAS - Keberhasilan Pembangunan Sentral Industri Kecil Menengah berupa perkebunan Nenas di Tanjung Kuras, Kecamatan Sungai Apit, Kabupaten Siak, Riau cukup berhasil.
"Saya selaku lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) merasa bangga kepada pelaku UMKM kebun nenas di Tanjung Kuras, Kecamatan Sungai Apit. Namun petani disini berharap kunjungan Gubernur Riau, H Syamsuar untuk membangun DED pabrik pengolahan nenas seperti yang dijanjikan Bupati Siak, Alfedri," Harapa Azuar, Selasa (6/7/2021).
"Saya bisa hasilkan duit Rp50 juta sekali panen dalam satu hektare per tahunnya. Modalnya, hanya sekitar Rp13 juta," kata Risman saat bincang-bincang dengan Gatra.com, Jumat (2/10).
Risman mengaku hanya memiliki lahan seluas 1 hektare. Kendati hanya segitu, ia ogah menanam jenis tanaman lain di lahannya tersebut.
"Saya sudah 15 tahun jadi petani nanas. Memang, duitnya tak begitu banyak. Tapi bisalah buat tabungan. Apalagi di tengah pandemi seperti saat ini, duit segitu sangat terbantu," kata dia.
Risman mengatakan selain jadi petani, ia juga sebagai agen atau pembeli nanas di kampungnya. Menurutnya, berkebun nanas tidak ribet. Tidak perlu menghabiskan waktu sepanjang hari di kebun.
"Setelah tanam, tiga bulan ke depan baru dibersihkan. Agar hasilnya memuaskan, saya juga gunakan pupuk kimia," kata dia.
Risman memilih jenis nanas moris atau nanas kampung. Menurutnya nanas ini lebih manis daripada jenis nanas lainnya. Dan harganya pun lumayan tinggi. Per buah, biasa dibandrol dengan harga Rp3.250.
Risman mengaku hanya memiliki lahan seluas 1 hektare. Kendati hanya segitu, ia ogah menanam jenis tanaman lain di lahannya tersebut.
"Saya sudah 15 tahun jadi petani nanas. Memang, duitnya tak begitu banyak. Tapi bisalah buat tabungan. Apalagi di tengah pandemi seperti saat ini, duit segitu sangat terbantu," kata dia.
Risman mengatakan selain jadi petani, ia juga sebagai agen atau pembeli nanas di kampungnya. Menurutnya, berkebun nanas tidak ribet. Tidak perlu menghabiskan waktu sepanjang hari di kebun.
"Setelah tanam, tiga bulan ke depan baru dibersihkan. Agar hasilnya memuaskan, saya juga gunakan pupuk kimia," kata dia.
Risman memilih jenis nanas moris atau nanas kampung. Menurutnya nanas ini lebih manis daripada jenis nanas lainnya. Dan harganya pun lumayan tinggi. Per buah, biasa dibandrol dengan harga Rp3.250.
"Yang kurang saat ini di daerah kami ini pabrik atau pengolahan nenas. Kalau ada, makin mantap ekonomi warga di sini," kata dia.
Beberapa waktu yang lalu, Bupati Siak, Alfedri mengatakan DED pabrik pengolahan nenas seperti yang diharapkan Arisman tadi sudah dibuat Pemkab Siak.
"Sudah. Pengolahan ini akan dibantu Kementrian Perindustrian RI. Sebelumnya, kementrian itu sudah meminta Pemkab Siak untuk menyiapkan lahan seluas 10 hektare membangun pengolahan tersebut," kata Alfedri.
Alfedri pun berharap pengolahan buah nenas itu secepatnya dibangun. Sebab, petani nenas di Kabupaten Siak saat ini, tidak hanya di Kecamatan Sungai Apit, melainkan sudah tersebar dibeberapa kecamatan di Kabupaten Siak.
Editor :Abdul Rozak
Source : gatra