Ternak Murai Batu Bangkitkan Ekonomi di Masa Pandemi

Adi Cahyono Sedang merawat ternak Murai Batu
SIAKNEWS | SIAK - Adi Cahyono atau biasa dipanggil Cak Yon (38), warga Desa Buana Bhakti RT 014 RW 004, Kecamatan Kerinci Kanan, Kabupaten Siak, terbilang sukses merintis usaha berternak burung jenis murai batu Medan di masa pandemi Covid 19.
Ia mengaku usaha yang ia tekuni mulai masa pandemi tahun 2020 lalu, dengan modal awal 2 pasang burung. Saat ini Adi Cahyono sudah memiliki 30 ekor murai dan 10 kandang. Ia berencana menambah kandang hingga 50 kandang untuk mengembangkan usahanya. Ia menjelaskan "harga induknya bervariasi dari harga 1 pasang 8 Jt hingga harga 30 Jt perpasang, jadi kira-kira modalnya sudah mencapai 150 Jt" terangnya.
Saat berbincang dengan awak media di kediamannya, Selasa (15/03/2022), Adi Cahyono mengaku dulunya merupakan sales baut, namun tahun 2015 ia berhenti dari pekerjaannya. Setelah 5 tahun berhenti sales, ia mulai menekuni hobi berternak burung dan hingga saat ini ia telah berhasil menjadi peternak burung murai batu Medan."Selama pandemi COVID-19 kerjannya di rumah saja. Jadi saya fokus usaha ternak burung murai," ucap Cak Yon.
Ia juga mengaku selama 2 tahun terakhir ini, sudah banyak orang yang berdatangan berniat untuk membeli burungnya "sudah banyak pembeli dari luar yang datang, namun belum saya jual dikarenakan untuk dikembangkan lebih banyak lagi" ucapnya
Adi Cahyono mengaku berternak burung murai jenis Medan, berawal dari hobi pelihara burung,"Iya, kenapa saya pilih mengembangbiakkan burung murai, karena dari kecil hobi dan sekarang fokus usaha seperti ini," katanya.
Menurutnya, ternak burung murai batu tergolong gampang-gampang susah. Namun karena hobi dan karena suaranya yang khas, membuat burung murai banyak diburu pecinta burung, sehingga ia membulatkan tekad untuk berternak burung murai.
Adi Cahyono mengaku, budidaya burung murai batu cukup efektif dan cepat menghasilkan. Terpenting asupan makanan terpenuhi. Harus ada serangga tiap pagi dan sore. Dikasih jangkrik, dan kroto.
Kendalanya ya penyakit, pemasangan dengan lawan jenis dan lainnya. "Tapi kalau sudah dimulai dari kecil lebih mudah. Seperti yang saya lakukan ini. Mulai dari trotolan sudah dipasangkan,” kata Cak Yon.
Menurutnya, dari telur hingga menetas hanya butuh waktu 14 hari saja. Setelah itu, satu minggu berikutnya, indukan bisa bertelur kembali.“Burung murai itu usia 6-7 bulan sudah bisa berproduksi. Sudah bisa bertelur. Secara bisnis lumayan,” ucapnya.
“Kata kuncinya sabar. Harga juga tidak tentu. Tergantung usia. Kadang sampai 4 hingga 5 juta rupiah untuk usia 8-7 bulan. Paling murah yang kecil 1,5 juta rupiah. Tapi kalau masih kecil tidak saya jual. Biar berkembang dulu,” katanya.
"Pesan saya untuk peternak burung, yang penting adalah kesabaran. Pertama hobi, kedua senang merawat, dan kesabaran." Tutup Adi Cahyono
Editor :Abdul Rozak